Friday, July 27, 2007
BERHENTI MEROKOK?
Tetanggaku di blog h4 perokok berat. Untuk lebih akrab panggil sajalah dia Si Budi, bukan nama sebenarnya. Tapi kini, merokok baginya adalah sejarah kelam masa lalunya. Akhir-akhir ini, justru ia gemar berolahraga sepeda. Dalam seminggu, setidaknya dua hari--hari Jumat dan Minggu--mengucurkan keringat karena mengayuh sepeda, tentu bersama teman-temannya yang juga hobi bersepeda. Pada hari Jumat, dengan stiker kuning bertuliskan "bike to work" di bahwa jok sepedanya, ia pun berangkat ke kantornya di bilangan Kota, Jakarta Barat, menaklukkan jalanan sejauh lebih kurang 100 km pergi-pulang. Ini tentu memerlukan fisik yang prima.

Yang membuat saya salut adalah Budi bisa berhenti merokok. Rata-rata perokok berat susah berhenti dari kecanduan merokok. "Ini tergantung kitanya, kok," katanya ketika saya mencoba menanyakan rahasianya. Budi mengatakan, diperlukan kekuatan dari dalam diri untuk bisa melawan keinginan untuk merokok itu. Saya pun manggut-manggut saja, karena saya memang bukanlah seorang perokok.

Setelah mengobrol panjang lebar, saya mencoba mengalkulasi biaya yang telah dibelanjakannya untuk "hobinya", mengisap rokok. Ia mengaku, setiap hari ia menghabiskan tidak kurang dari satu bungkus rokok filter dengan harga Rp 7.000 per bungkus. Bila dalam satu tahun ada 365 hari, maka ia membelanjakan uang sebesar (365 x Rp 7.000) Rp 2.555.000 (dua juta lima ratus lima puluh ribu). Ia sempat tercengang juga ketika melihat angka hasil coret-coretan saya itu. Ia mengaku sudah merokok sejak umur 18. Sekarang umurnya 34 tahun. Selama 16 tahun, dia telah menghabiskan uang sebesar Rp 40.880.000 (empat puluh juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah), hanya untuk rokok. Waow... sangat fantastis. Kalau saja uang itu bisa disimpan untuk bekal sekolah anak, akan sangat bermanfaat bukan?

Beruntung Si Budi, menurut pengakuannya, tidak mengalami gangguan kesehatan yang serius akibat merokok. Dia hingga kini fine-fine saja. Bahkan, kegiatan olahraga bersepeda membuat dia semakin bugar. Kesalutan saya terhadap Si Budi bertambah ketika dia sejak bulan ini memaksakan diri menyisihkan uang sebesar Rp 7.000 per hari, sama dengan uang yang dikeluarkannya ketika masih merokok. "Untuk nambah-nambah biaya sekolah anak kelak kalau mau kuliah," ujar Budi. Gimana caranya Bud? "Saya suruh bank tempat saya menabung untuk mendebet otomatis uang sebesar itu ke rekening lain yang juga atas nama saya."

Keputusan Budi, walau terkesan sudah terlambat, namun suatu keputusan yang sangat baik dan patut ditiru. Bayangkan saja, kalau saja semua perokok di dunia ini berhenti merokok sejak 16 tahun lalu, berapa banyak uang yang disimpan untuk keperluan yang lebih bermanfaat daripada merokok?

Tidak saja kesehatan pribadi dan penghematan uang yang didapat, tetapi kebersihan lingkungan tanpa asap rokok serta kesehatan orang yang perokok pasif tentu menambah kelestarian hidup kita di bumi yang semakin sesak dan kotor ini.
posted by Apollo Lase @ 5:02 PM  
3 Comments:
  • At 5:15:00 PM, Anonymous Anonymous said…

    wah wah wah...
    ini baru ilmiah!

    terimaksih mas, anda mmg hebat!

    doakan sya,
    bulan depan tdk merokok lagi...
    (soalnya sya pernah berhenti merokok, jalan lagi, berhenti lagi, jalan lagi, gak slesai2 he he he)....

    sukses buat anda

     
  • At 12:53:00 AM, Blogger Apollo Lase said…

    silakan loh mas kidi kalau mau ngikut jejak budi... hehhehe lumayan kan buat masa depan keluarga.

    kata orang merokok itu hak asasi, bukan? jadi gak ada paksaan lho.

    salam sukses juga buat mas kidi.

    salam buat keluarga ya

     
  • At 7:04:00 PM, Blogger Pico said…

    Hai .. hai..
    Waduh enak banget yang bisa berhenti merokok..
    Gw udah coba berbagai cara neh .. ampe yang terakhir beli buku Romy Rafael Quit Smoke.. tapi kok syusyah yaaahhh.

     
Post a Comment
<< Home
 
Postingan Terakhir
Info Lain
Postingan Bulan Lalu
Pesan dan Kesan
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Sahabat Terbaikku
Free Hit Counter
Free Hit Counter