Sunday, April 23, 2006 |
Buku (1) |
Artikel di Buku Pun Seharusnya Pendek-pendek Judul buku: Blog Tinneke Carmen Penulis: Albertina S Calemens Penerbit: Gradien Books, Yogyakarta Jumlah halaman: 246. Harga toko: Rp 30.000
Dalam dunia yang tergesa-gesa saat ini, waktu untuk membaca sangat sedikit. Menurut survei, orang-orang dewasa ini hanya punya waktu untuk membaca sekitar 20 menit. Selebihnya, waktu digunakan untuk bekerja, dan bermacet ria di jalan-jalan Ibu Kota.
Tidak mengherankan bila saat ini sejumlah media massa, utamanya koran, berubah format menjadi lebih kecil, bentuknya dari broadsheet ke bentuk compact atau tabloid. Ini untuk memudahkan pembaca agar ketika naik angkutan umum bisa sambil membaca tanpa tidak mengganggu kenyamanan orang lain. Di samping itu, berita juga pendek-pendek. Dari konsep tekstual menjadi visual thinking. Tabel-tabel, berita brief, foto-foto, kutipan, membuat navigasi yang berupa intisari berita yang ada di dalam di halaman muka setiap seksinya, hingga ilustrasi ditonjolkan. Semua dilakukan karena tadi, waktu membaca sedikit. Maka, tidak zamannya lagi artikel itu panjang-panjang.
Membaca buku blog tinneke carmen karya seorang bloger, Albertina S Calemens, agaknya membuatku semakin mengerti bahwa dunia buku pun mestinya sudah membaca fenomena ini. Artikelnya pendek, mengalir, enak dibaca.
Buku ini bercerita tentang curahan hati seorang anak manusia yang peduli dengan dunia sekelilingnya, apalagi didukung dengan kepercayaannya sebagai seorang Katolik yang taat. Semua yang ditulis adalah pengalaman pribadinya, yang mengambil latar keluarganya dan dirinya sendiri.
Ada banyak pelajaran berharga dari tulisan mantan wartawati ini. Misalnya, ketika ia bercerita tentang anak-anak tetangganya yang kesulitan untuk mengecap pendidikan. Ia mengatakan,
"Dan, ini membuat mereka tahu bahwa tidak perlu kaya untuk memberi," (halaman 41). 
Saya juga sangat terkesan dengan pertemuannya dengan Ibu Joice yang dengan anugerah Tuhan ia sembuh setelah ia merendam tubuhnya di kolam Grotto Messabielle, Roma. Terus terang, saya menitikkan airmata ketika membaca:
"Jadi, non kalau berdoa jangan berhenti, terus, siang dan malam. ... " (halaman 56).
Buku ini disebut sebagai e-Life Series oleh penerbitnya, Gradien Books, barangkali karena diambil dari tulisan-tulisan yang dibuat oleh penulisnya di blog, yang oleh kebanyakan orang masih dipandang sebelah mata.
Kejelian Pak Ang Tek Khun untuk membukukan tulisan ini patut diacungkan jempol. Saya tahu buku-buku e-Life Series seperti ini akan menjadi berkat bagi pembacanya.
Satu saja yang agak mengganjal, pemuatan komentar-komentar orang yang sudah membaca buku itu agaknya lebih baik cukup dibuat di sampul bagian belakang saja. Tidak diulang lagi di halaman-halaman awal.
|
posted by Apollo Lase @ 8:57 PM   |
|
4 Comments: |
-
Wah ... udah dapat toh bukunya :) Apik isinya Bro ...
-
kereeen dr blog jd buku.. *pengen.com*
-
Wah..ada blog di bikin buku, sisca baru tahu..hehehhe....kampungannya kambuh setelah lama gak pulang..kurang update..tq sdh di muat di sini :)
-
Hello Bang Apollo :) Thanks ya, udah baca dan mengupas buku Blog Tinneke Carmen. Aku nggak pernah bosan bilang bahwa aku nggak percaya kebetulan :) Sukses selalu dan selamat ngeblog :)
|
|
<< Home |
|
|
|
Wah ... udah dapat toh bukunya :) Apik isinya Bro ...