Tuesday, April 25, 2006
Bahasa: Mempraktikkan Vs Memraktikkan
"Yang benar itu mempraktikkan atau memratikkan? kata seorang teman saya.

"Mempraktikkan...," jawab saya.

"Lho, mempesona jadi memesona, memperhatikan jadi memerhatikan. Kok gak sama sih. Bukankah mempraktikkan itu kata dasarnya juga berawalan "p" yang harusnya luluh.

Itu sekilas dialog yang terjadi di sebuah diskusi soal bahasa belum lama ini. Ada kebingungan bagi sebagian penulis, wartawan, atau masyarakat umum, termasuk para blogger, kapan suatu kata itu luluh dan kapan tidak.

Kita pasti sudah tahu bahwa kata-kata yang berawalan "p", "t", "k", "s" bila diikuti awalan (prefiks) "me-" maka huruf awal tersebut akan luluh. Yang tidak semua orang tahu adalah bahwa aturan tersebut tidak berlaku untuk kata yang diawali dengan konsonan rangkap, seperti praktik, proses, syarat, proyeksi, dan sebagainya. Maka, kita mengenal kata mempratikkan, memproses, mensyaratkan, memproyeksikan. Sebaliknya, kita juga mengenal kata memosisikan, memerhatikan, memesona, menulis, menyosialisasikan, menyurvei, menyajikan, dan lain-lain.

Lalu, bagaimana dengan kata "me-punya-i". Banyak kalangan masih memperdebatkan kata ini. Ada yang bilang kata ini kata dasarnya "punya" ada yang bilang kata dasarnya "empunya". Memang agak lucu bila ditulis dengan memunyai. Saya sendiri lebih memilih kata ini untuk digantikan dengan sinonimnya, "memiliki".

Di beberapa media massa, kesalahankaprahan ini sering kali masih kita jumpai. Padahal, posisi media massa sebagai fungsi edukasi begitu strategis sehingga pembacanya menjadi tercerahkan.

Ini hanya uneg-uneg saja, siapa tahu bisa bermanfaat.
posted by Apollo Lase @ 7:41 PM  
3 Comments:
  • At 8:30:00 PM, Blogger Apollo Lase said…

    >>bverly, makasih atas kepusinganmu bev [*gubrax, gw dijitak, eit!, gak kena* :P]

    yang bener itu praktik, maka ada kata berpraktik, mempraktikkan, ada kata pratikum (bukan praktekum), praktikan = seorang yang mengikuti praktikum, praktis (bukan praktes).

    smoga kamu terhibur bev?? ha?

     
  • At 4:53:00 PM, Anonymous Anonymous said…

    bila mengacu pada aturan kebahasaan indonesia yang konon baik dan benar itu, penulisan itu memang benar. namun, karena kita tiap hari makan nasi, susah kalau dianjurkan makan roti atau sagu. ini masalah kebiasaan mungkin ya.

    salam membiasakan walau aneh,

    adi

     
  • At 8:33:00 AM, Blogger PERJUANGKAN ISLAM KITA said…

    Bisa jadi

     
Post a Comment
<< Home
 
Postingan Terakhir
Info Lain
Postingan Bulan Lalu
Pesan dan Kesan
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Sahabat Terbaikku
Free Hit Counter
Free Hit Counter