Friday, December 01, 2006 |
Pengalaman Buruk dengan Tiki |
Berharap kiriman sampai ke tujuan dalam waktu sehari, justru sudah seminggu ini nasib kiriman berupa dokumen itu tidak jelas. Cape deh!
Berawal dari sebuah dokumen yang saya terima sehari sebelumnya untuk diperiksa (proofing akhir) dari Pak Khun alias Wings, Sabtu (25/11), saya langsung kirim ulang, setelah melakukan koreksi tentunya. Terpengaruh informasi teman, saya akhirnya memutuskan untuk mengirimkan dokumen itu via Tiki. Kebetulan, tidak jauh dari rumah, kantor jasa pengiriman itu ada di Gang Nangka, Jalan Raya Bogor, Cimanggis, Kota Depok. Nomor pengirimannya: 02 003 973 7037.
Sesaat setelah melakukan transaksi pengiriman, saya langsung kirim pesan SMS kepada Wings, memberitahu soal pengiriman dokumen itu.
Setelah dua hari, ternyata kiriman saya belum juga kunjung tiba ke tangan Wings sebagaimana janji petugas Tiki, kiriman saya akan sampai hari Senin (27/11) karena memakai One Night Service (ONS). Sebenarnya, kata petugas Tiki itu, kalau saya datang sebelum pukul 12 pada hari Sabtu, kiriman saya akan sampai hari Minggu. Namun, saat itu aku datang pukul 14.00.
Hari Senin, aku menelepon Tiki di Jakarta, menanyakan nasib kiriman saya. Tiki Jakarta menyarankan aku menghubungi Tiki Pusat Depok. Dokumen saya ternyata belum terdaftar di Tiki Pusat Depok. Keterangan itu disampaikan oleh Wahyu. Menurut Wahyu, dokumen itu belum ada di Tiki Pusat Depok, dan beliau tidak bisa membantu melacak karena nomor telepon kantor Tiki Gang Nangka tidak aktif semua.
Setelah tiga hari, empat hari, lima hari sejak pengiriman, dokumen saya tidak ada beritanya. Aku datangi kantornya Tiki Gang Nangka pada hari Selasa (28/11), namun setiap aku datang kantor itu tutup. Aku menghubungi dua nomor telepon yang tertera di papan nama kantor itu, semuanya dulalit. Nomor ketiga baru tersambung. Ternyata itu kantor Tiki di Cilangkap dan pemiliknya sama. Uli, yang menerima klaimku, berjanji menelusuri status dokumen itu.
Setelah mengecek, aku diberitahu Uli bahwa dokumennya ada, dan ternyata belum dikirimkan. Tanpa ada ungkapan penyesalan sedikit pun dan penjelasan mengapa dokumen itu tidak dikirim, Uli langsung menawarkan apakah dokumen itu dikirim lagi sekarang atau ditarik. Dengan nada sedikit geram, saya meminta dokumen saya dikembalikan saja, dan saya ambil pukul 15.00. Begitu saya sampai di kantor Tiki untuk mengambil barang itu, kantornya lagi-lagi tidak berpenghuni. Akhirnya saya telepon Uli. Uli bilang bagaimana kalau dokumennya dikirimkan dengan memakai jasa pengiriman lain dan sampai keesokan harinya. Dengan sedikit cemberut akhirnya saya mengiyakan saja. Namun, saat tulisan ini saya posting, dokumen itu masih belum juga ada tanda-tanda sampai kepada Wings. Aku mencoba menghubungi Uli. Teleponnya dibiarkan krang-kring-krang-kring saja.
Aku sudah cukup dipermainkan oleh Tiki. Ternyata Tiki tidak seprofesional yang saya bayangkan. So, pikirkan dulu kalau Anda mau mengirimkan barang lewat Tiki. Jangan sampai Anda menyesal.
|
posted by Apollo Lase @ 7:01 PM |
|
5 Comments: |
-
bang, mangkanya mantan org2 Tiki bikin (Tiki) JNE :)
-
Aduh Pak Lase, rupanya mengalami juga nasih buruk bersama TIKI. Nasib saya juga sama, pernah dimuat di surat pembaca kompas dan harian bisnis. Paket saya senilai 2 juta rupiah itu masih lenyap bersama TIKI. Arsipnya masih menjadi kenangan: http://yuswar.blogspot.com/2006/02/tiki-mengecewakan.html Mungkin sudah tibat saatnya TIKI dituntut ke pengadilan saja.
-
>>ang tek khun: iya ta? wah aku benar2 kapok pak... sori banget buat ketidaksampaian dokumen itu.
>>catatanku: iya pak yus, kini giliranku. semoga ini yang terakhir deh. iya tuh, tiki mestinya harus mempertanggungjawabkan segala ulahnya mempermainkan pelanggan.
-
pake indo logistik ajah... lebih deket, lebih mahal, dan lebih puaaaaaaaaaaas misuh2nya klo dibilang "alamat tidak dikenal"... terimakasih
-
turut bersedih atas kejadian yg menimpa anda...
|
|
<< Home |
|
|
|
bang, mangkanya mantan org2 Tiki bikin (Tiki) JNE :)