Thursday, March 29, 2007
Segala Sesuatu Mungkin untuk Dilakukan
Menarik menyimak ungkapan Michael Phelps sesaat setelah menciptakan rekor dunia di cabang renang. "Saya sudah bilang sebelumnya, segala sesuatu mungkin kalau kamu memang berpikir hal itu mungkin dilakukan."

Phelps, kelahiran 30 Juni 1985, Baltimore, Maryland, mengukir prestasi fantastis di dunia renang. Dalam tiga hari (27-29 Maret 2003) ia mencetak tiga rekor dunia baru di Kejuaraan Dunia Renang di Malbourne, Australia. Luar biasa! Hari Selasa, rekor dunia baru diciptakannya di nomor 200 meter gaya bebas putra dengan waktu 1 menit 43,86 detik, menggusur rekor lama di nomor itu (1:44,06 detik) yang dicetak pada 2001 oleh Ian Thorpe, bintang renang asal Australia. Kemudian, hari Rabu, Pelps memecahkan rekor di nomor 200 meter kupu-kupu atas namanya sendiri dengan waktu 1:52,09 detik dari sebelumnya 1:53,71 detik.

Peraih enam emas Olimpiade Athena 2004 itu, Kamis kemarin, kembali membuat sejarah dengan memecahkan rekor di nomor 200 meter gaya ganti perseorangan, sekaligus menumbangkan rekor dunia lama yang dicetaknya sendiri pada Agustus 2006, dengan waktu 1 menit 54,98 detik dari sebelumnya 1 menit 55,84 detik.

Ungkapan Phelps di awal tulisan ini kedengarannya sedikit berfilsafat. Namun, bagi saya ungkapan ini benar. Ada kekuatan dalam pikiran. Berpikir dan meyakini bahwa segala sesuatu bisa dicapai agaknya bisa menjadi inspirasi dalam hidup ini.

Saya ingat ketika saya datang ke Jakarta tahun 1994. Kedatangan saya ke Jakarta bisa dikatakan tanpa tujuan yang jelas. Dalam benak, saya menyimpan keinginan yang besar untuk mengecap bagaimana rasanya kuliah. Namun, sesampai di Jakarta, jangankan untuk mau kuliah, untuk bisa sekadar bertahan hidup pun rasanya berat.

Perjuangan pun dimulai. Mulai dari menjadi pengamen jalanan hingga bekerja sebagai tukang dorong troli di sebuah perusahaan garmen di Bogor, Jawa Barat, saya lakoni. Namun, keinginan untuk kuliah tetap menggejolak. Tidak hanya itu, keinginan untuk kawin pada usia muda, memiliki motor sendiri, memiliki televisi sendiri, keinginan untuk bisa memiliki tempat tinggal sendiri, tertulis hingga kini dalam sebuah buku diari usang.

Teman satu kosku pernah mencibir dan mengetawai keisenganku untuk berharap yang muluk-muluk itu. Bahkan, ia mengatakan, "Kamu itu sudah gila. Ingat deh, enggak bakalan kamu bisa mencapai itu semua." Hati pun pernah ciut dengan sindiran seperti itu. Ada tangis yang tersembunyi saat itu. Tapi, entah karena kepikiran sudah jauh dari rumah, kalau pulang kampung butuh tiga hari-tiga malam, lewat laut pula, akhirnya saya pun bergeming. Apa pun caranya saya berusaha terus untuk bisa bekerja. Saya melupakan segala cemoohan siapa pun kala itu. Saya hanya berusaha untuk bagaimana bisa bersaing dengan yang lain. Saya sampai bela-belain pernah bekerja sebagai pencuci piring di sebuah warung padang yang buka 24 jam agar bisa kursus komputer. Siang dorong troli di perusahaan garmen, malam cuci piring di warung padang. Saya hanya berpikir, kalau saya bisa komputer berarti bisa bekerja di tempat yang bisa memberi gaji lebih baik.

Singkat kata, setelah melalui hari-hari sulit, bahkan kalau ingat, air mata ini suka tak tertahankan, doa dan usaha mulai mulai terlihat hasilnya. Betapa ketika kita percaya bahwa apa yang kita cita-citakan bila diyakini dalam pikiran bahwa bisa terjadi, maka akan benar-benar terjadi. Apa yang saya pikirkan untuk memiliki tivi sendiri, terjadi Februari 1997. September 1997 bisa dapat motor sendiri, walau itu dapat dari kantor. Menikah muda? Iya, saya menikah umur 26 tahun di tahun 2000; bisa tinggal di rumah sendiri, walau itu utang dari kantor, pada Juli 2004. Tahun 2002, ketika catatan di buku diari usang itu dibaca oleh istri saya, besoknya kita sepakat untuk saya mendaftarkan di sebuah universitas swasta di Jakarta. Dan, sekarang.... saya bangga bisa menjadi sarjana. Karena terus memikirkan.... Terus berharap.

Sekarang, saya kembali belajar dari Phelps untuk memikirkan dan berharap bahwa segala sesuatu mungkin untuk dilakukan. Tidak masalah harus jatuh berapa kali, harus dicemooh berapa kali, ditolak dan dianggap remeh, saya tak peduli. Aku hanya terus belajar dan memperbaiki diri. Selamat atas prestasimu Phelps!


Read more!
posted by Apollo Lase @ 10:22 PM   0 comments
Postingan Terakhir
Info Lain
Postingan Bulan Lalu
Pesan dan Kesan
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Sahabat Terbaikku
Free Hit Counter
Free Hit Counter